Tidak ada solusi tunggal untuk pengentasan kemiskinan. Aneka program pengentasan kemiskinan belum juga signifikan menyelesaikan masalah ini. Perlu pendekatan yang lebih fokus, karena pengentasan kemiskinan adalah pengentasan keluarga-keluarga miskin.
Hal tersebut terungkap dalam diskusi kelompok terfokus antara Balitbangda Provinsi Lampung dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Lampung, di Rektorat UBL, Senin (22/10). Dalam diskusi tersebut, dipaparkan hasil kajian Balitbangda tentang Potret Kemiskinan di Provinsi Lampung.
"Kajian potret kemiskinan yang dilakukan Balitbangda ini memberikan gambaran yang baik tentang kemiskinan level terendah di daerah kita," kata Ketua ICMI Lampung Yusuf Barusman. "Kajian ini perlu ditindaklanjuti dengan riset aksi untuk membangun model pengentasan kemiskinan pada level terendah ini."
Pengurus ICMI Lampung Wan Abbas mengatakan perlu pemetaan kemiskinan di daerah. Problem kemiskinan bertingkat, ada level hampir miskin sampai sangat miskin. "Pendekatannya berbeda untuk setiap level kemiskinan," kata Wan Abbas.
Pengamat Ekonomi Asrian Hendicaya mengatakan, pertumbuhan sektor pertanian tidak berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Menurut Asrian yang juga pengurus ICMI Lampung, sektor pertanian tidak bisa diandalkan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Kepala Balitbangda Mulyadi Irsan mengatakan, pengentasan kemiskinan tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. "Pemerintah perlu melibatkan semua pihak untuk mengatasi masalah kemiskinan," kata Mulyadi.
Karena itu, kata Mulyadi, Balitbangda mengajak ICMI dan kalangan perguruan tinggi untuk bersama merumuskan model pengentasan kemiskinan yang lebih efektif, sesuai dengan kondisi daerah.