Formula tingkatkan produktivitas Kopi Lampung

  • 17:41 WIB
  • 25 February 2020
  • Super Administrator
  • Dilihat 1824 kali
Formula tingkatkan produktivitas Kopi Lampung

RISET + KEBIJAKAN 
*FORMULA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KOPI LAMPUNG*


Kopi adalah salah satu komoditas unggulan Provinsi Lampung. Sayang, produktivitasnya belum bisa dibanggakan. Peningkatan produktivitas dan daya saing komoditas ini masih terkendala minimnya riset dan dukungan kebijakan.

Kabupaten Lampung Barat selama ini dikenal sebagai daerah penghasil kopi terbaik di Lampung. Iklim dataran tinggi dengan kesuburan tanahnya menjadi faktor pendukung. Namun, faktor budidaya dan tata niaga kopi selama ini agaknya belum berpihak pada petani.

Teknik budidaya tradisional yang dilakukan di sana tidak cukup mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Belakangan ini banyak petani kopi di Lampung Barat beralih menanam pisang yang secara ekonomi dinilai lebih menguntungkan.

Dalam satu Diskusi Mingguan Balitbangda Provinsi Lampung (14/2), dibahas tentang inovasi budidaya kopi menggunakan pupuk cair organik berbasis mikro organisme (mikroba). Disampaikan dalam diskusi tersebut, kebun AEKI di Pekon Hanakau, Lampung Barat, sedang mengembangkan budidaya kopi berbasis pupuk organik mikroba. Hasilnya menunjukkan produksi kopi meningkat.

"Teknologi budidaya berbasis pupuk mikroba ini bisa menjadi jawaban atas keinginan perintah Provinsi Lampung untuk meningkatkan produktivitas kopi lokal," kata Kepala Kebun AEKI Hanakau Suwanto (Senin, 24/2).

Balitbangda Provinsi Lampung dalam peninjauan ke lokasi kebun kopi tersebut, melihat perbedaan hasil budidaya kopi secara tradisional dengan mengandalkan pupuk kimia, dengan budidaya kopi berbasis pupuk bio-organik. Tanaman kopi yg menggunakan pupuk mikroba menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi, di samping efek lingkungan yang lebih ramah.

Penerapan teknologi berbasis mikroorganisme ini selain bisa meningkatkan produksi kopi, juga memulihkan ekosistem, mengurangi toksitas limbah, serta meningkatkan kesehatan tanaman. Teknik ini sekaligus meminimalisasi penggunaan bahan kimia sintetis sehingga kualitas lahan petani tetap terjaga, dan kapasitas produksi lahan petani bisa meningkat dua kali lipat.

Riset dan pengembangan pupuk organik berbasis mikroba ini sebenarnya bukan hal baru. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah sepuluh tahun terakhir mengembangkan pupuk bio-organik (beyonic). Teknik ini mampu meminimalisasi penggunaan senyawa kimia sehingga kualitas lahan tetap terjaga.

Selama ini, untuk meningkatkan produksi pertanian, pupuk sintesis, dan pestisida kimia digunakan sebagai komponen utama. Penggunaan pestisida kimia dalam waktu tertentu membuat kualitas tanah dan ekosistemnya menurun. Keberlanjutan pertanian, ekosistem, dan produksi menjadi terancam.

Inovasi penggunaan pupuk bio-organik berbasis mikroba ini, dengan modifikasi teknik budidaya, dapat dikembangkan untuk meningkatkan produksi kopi. Pemerintah daerah seyogianya memberikan dukungan kebijakan inovasi daerah ini, dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi lokal.

819

Post Berita

Post Terbaru