Jurnal Inovasi Pembangunan (JIP) Volume 06 Nomor 01 Telah Terbit

  • 14:54 WIB
  • 24 April 2018
  • Super Administrator
  • Dilihat 1874 kali
Jurnal Inovasi Pembangunan (JIP) Volume 06 Nomor 01 Telah Terbit

Jurnal Inovasi dan Pembangunan Volume 06 Nomor 01 ini berisi delapan karya ilmiah hasil pengkajian dengan tema yang berbeda-beda.  Dimulai dari pembuatan model pengelolaan sumber daya mineral berbasis penguatan komunitas, usaha peningkatan aktivitas belajar siswa, analisis perbedaan genetik ikan beronang dan cobia berorigin Indonesia dan Taiwan, pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas pada reaktor biogas tipe kubah tetap (fixed dome), survei tentang kegiatan penangkapan di Kabupaten Pesisir Barat Lampung, analisis tentang kinerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Lampung tahun 2017,  penggunakan mineral perlit Lampung sebagai material agregat mortar terhadap kekuatan tekan, dan upaya peningkatan kedelai pada tanah asam Podsolik Merah-Kuning Lampung dengan menggunakan bahan organik bokashi.  Pengantar singkat untuk memahami setiap topik kajian disajikan pada ringkasn berikut:                        

Taufik Hidayat dan Yoka Pramadi membuat model pengelolaan sumber mineral berbasis penguatan komunitas dengan inklusi keuangan berupa pelatihan, penyediaan teknologi tepat guna, bantuan, pasca pengelolaan dan pembiayaan.

Ganjar Winata melakukan pengujian untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa menggunakan alat bantu peraga pada mata pelajaran matematika. Alat bantu peraga yang digunakan berupa gabungan kartu huruf dan kartu bilangan. Pengujian metoda kartu gabungan menunjukkan bahwa  pemahaman materi menjadi lebih cepat karena siswa terpacu untuk segera menguasai materi.

Yudha Trinoegraha Adiputra, Jin Chywan Gwo dan Te Hua Hsu membandingkan keragaman genetik ikan beronang (Siganus) dan cobia (Ranchycentron canadum) dari Indonesia dan Taiwan menggunakan metode sidik jari DNA dengan AFLP (amplified fragment length polymorphism). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beronang Taiwan berbeda dengan beronang Indonesia dengan jarak genetik yang jauh. Sebaliknya sebagian besar cobia Indonesia bergabung di dalam satu grup populasi cobia Taiwan yang terpisah menjadi dua grup. Dengan demikian populasi beronang dari Indonesia secara genetik layak untuk dikembangkan sebagai komoditas budidaya. Pengembangan populasi cobia Indonesia sebagai populasi budidaya dapat memanfaatkan sumber genetik cobia Taiwan untuk mengatasi inbreeding.

Bambang Singgih dan Yusmiati meneliti pemanfaatan limbah ternak untuk diolah menjadi biogas dengan proses fermentasi anaerobik merupakan serangkaian alat reaktor biogas. Dari tiga tipe reaktor biogas yang digunakan yaitu tipe terapung, tipe kubah tetap, dan tipe balon, tipe kubah tetap (fixed dome) direkomendasikan penggunaannya karena biaya konstruksi dan perawatannya lebih murah, bisa dibuat sendiri oleh peternak, dan lebih tahan lama dibanding reaktor tipe balon.

Yudha Adiputra, Siti Hudaidah, Margie Brite, Andhika Bayu Saputra, Dede Nur Abdul Halim, dan Firmansyah melakukan survei pada nelayan dan pedagang pengumpul lobster di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung dari Agustus-Desember 2016. Hasil survei menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan lobster tidak berkembang, melainkan terjadi penurunan volume penangkapan.  Jenis lobster yang berharga tinggi semakin berkurang dan ukuran mereka semakin mengecil.  Mereka menyimpulkan perlu adanya pengembangan perikanan lobster yang tidak hanya berupa perikanan tangkap yang dibatasi kuota penangkapannya, tetapi juga perikanan budidaya. Selain itu perlu dilakukan pelepasliaran benur lobster hasil penangkaran untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi dan perlindungan stok alam.  

Ridwan Saifuddin, Dedy Hermawan, dan Sigit Prasetyo melakukan analisis tentang kinerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Lampung. Kajian Musrenbang  tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Lampung 2017, dan di dalam  dokumen perencanaan jangka menengah nasional (RPJMN) dan Provinsi Lampung (RPJMD) 2015-2019.  Dari hasil identifikasi 88 indikator sasaran pembangunan daerah terdapat 79 indikator yang telah diwujudkan Provinsi Lampung.  Disimpulkan bahwa tingkat kesesuaian program adalah sebesar 88,76 % yang menurut Skala Nilai Peringkat Kinerja dari Kementerian Dalam Negeri termasuk dalam rentang berkatagori tinggi.

Via Apri Setiani, Syafriadi, Bramantyo Bayu Aji, dan Muhammad Amin melakukan penelitian mengenai penggunakan mineral perlit Lampung sebagai material agregat mortar terhadap kekuatan tekan. Perlit yang digunakan berukuran mesh 40 dengan komposisi semen:perlit adalah 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:5. Perlit Lampung memenuhi standar sebagai material agregat mortar karena memiliki kandungan Si yang tinggi yaitu 57,06 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan terbaik diperoleh pada mortar dengan komposisi semen:perlit 1:2 yaitu 156,8 kg/cm2. Kuat tekan mortar menurun seiring dengan bertambahnya jumlah perlit pada komposisi semen:perlit akibat ikatan SiO2 dengan CaO bebas yang membentuk Ca(OH)2 sehingga kepadatan mortar berkurang dan terbentuknya rongga-rongga udara.

Hasan Basri mengupayakan peningkatan kedelai Lampung pada tanah asam Podsolik Merah-Kuning yang kurang subur dengan menggunakan bahan organik bokashi. Aplikasi bokashi 15 ton/ha memberikan hasil biji/tanaman dan per petak lebih berat dibandingkan dengan perlakuan tanpa bokashi dan bokashi 10 ton/ha  yakni seberat 13,17 g/tanaman dan 16,64 kg/petak setara dengan 1.69 ton/ha.  Dengan demikian terdapat peluang untuk meningkatkan produksi kedelai dengan pemberian bokashi dosis tinggi 15 ton/ha.

Cek Selengkapnya di :  journalbalitbangdalampung.org

819

Post Berita

Post Terbaru