Provinsi Lampung memiliki banyak potensi komoditi unggulan yang tersebar di kabupaten/kota. Potensi tersebut harus bisa dikelola dan dikembangkan menjadi keunggulan kompetitif daerah. Industrialisasi menjadi kata kunci. Perlu keterlibatan pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi untuk mewujudkannya.
Hal tersebut menjadi benang merah diskusi tentang Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang diselenggarakan Bidang Pengembangan Inovasi, Balitbangda Provinsi Lampung, Kamis (12/4) kemarin. “Tantangan pemerintah provinsi adalah bagaimana mengelola dan mengembangkan komoditi lokal ini, agar mampu bersaing di pasar global,” kata Kepala Balitbangda Provinsi Lampung Mulyadi Irsan.
Lampung kaya dengan hasil bumi. Sebut saja, diantaranya, kopi, lada, singkong, pisang, dan lainnya. Tantangannya adalah, bagaimana komoditi tersebut tidak hanya menjadi keunggulan komparatif, tetapi bisa menjadi keunggulan kompetitif Lampung yang mampu bersaing dan masuk ke pasar global.
“Dalam skala tertentu, beberapa komoditi lokal kita sudah mampu menembus pasar mancanegara. Nah, ini yang perlu kita tingkatkan dan kembangkan terhadap komoditi-komoditi yang potensial, tetapi belum cukup berkembang,” papar Kepala Bidang Pengembangan Inovasi Syafrizal. “Singkong kita masih menjadi keunggulan komparatif. Kita penghasil singkong terbesar nasional. Tapi belum menjadi keunggulan kompetitif.”
Kabid Iptek Zoelkarnain menegaskan perlunya sinergi tiga pihak, yaitu pemerintah, pengusaha, dan perguruan tinggi, untuk membangun model bisnis yang efektif dalam rangka industrialisasi komoditi daerah tersebut. “Tiga pihak ini harus bersinergi, sesuai konsep trilpe helix, untuk menghasilkan komoditi yang berdaya saing tinggi,” kata Acu, sapaan akrabnya.
Acu menambahkan, langkah pertama adalah koordinasi dan sinergi. “Perlu dipahami pemerintah disini bukan Balitbangda, melainkan seluruh jajaran pemerintah daerah, provinsi maupun kabupaten/kota. Kemudian pemerintah membangun sinergi dengan pelaku bisnis, baik UMKM maupun yang lebih besar. Kalau dengan perguruan tinggi, pemerintah selama ini sudah cukup intensif membangun komunikasi dan koordinasi itu.”
Syafrizal menambahkan, SIDa yang hendak dibangun di Provinsi Lampung mengusung tema Local Commodities for Global Community, yang diarahkan dalam rangka industrialisi komoditi lokal dalam kurun waktu lima tahun kedepan. “Kita sedang susun roadmap SIDa, dan kita akan sinergikan dengan SIDa kabupaten dan kota,” kata Syafrizal.
Kabid Pemerintahan dan Sosbud Elip Heldan mengatakan inovasi daerah juga mencakup inovasi pelayanan publik, sebagaimana diatur PP Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Dalam roadmap SIDa, aspek inovasi pelayanan publik ini dapat diakomodasi dalam kelompok inovasi lain-lain, disamping inovasi yang berbasis komoditi daerah.